Coklat dapat melindungi terhadap kerusakan gigi

Para peneliti telah menemukan bahwa coklat dapat mencegah kerusakan terhadap gigi. Hal ini begitu berhasil dalam memerangi pembusukan bahwa para ilmuwan percaya beberapa komponen yang mungkin satu hari ditambahkan untuk obat kumur atau pasta gigi.

Studi yang dilakukan oleh para peneliti di Osaka University di Jepang menemukan bahwa bagian-bagian biji kakao, bahan utama cokelat, menggagalkan bakteri mulut dan kerusakan gigi.

Mereka menemukan bahwa biji kakao kulit - bagian luar dari kacang yang biasanya pergi ke limbah dalam produksi coklat - memiliki efek anti bakteri pada mulut dan dapat melawan secara efektif melawan plak dan agen merusak lainnya.

Pembusukan gigi terjadi ketika bakteri dalam mulut berubah menjadi asam, yang merusak di permukaan gigi dan menyebabkan karies.

Para ilmuwan Jepang menemukan coklat yang tidak terlalu berbahaya daripada banyak makanan manis yang lainnya, karena agen antibakteri pada biji kakao offset gula tingkat tinggi.

Setelah tiga bulan, penelitian ini menemukan bahwa angka dengan diet gula tinggi memiliki 14 lubang rata-rata dibandingkan dengan hanya enam rongga bagi mereka yang menerima kulit biji kakao dalam makanan mereka.

Para peneliti kini merencanakan untuk menguji temuan mereka pada manusia.

Berbicara kepada majalah New Scientist, Takashi Ooshima, dari Osaka University, mengatakan temuan mereka bisa mengarah pada pengobatan baru untuk kerusakan gigi.

"Dimungkinkan untuk menggunakan obat kumur CBH ekstrak, atau suplemen untuk sebuah pasta gigi."

Bahkan bisa dimasukkan kembali ke cokelat untuk membuat lebih baik untuk gigi, katanya

"Mereka tentu memiliki efek tapi kebersihan mulut yang baik, daripada banyak makan cokelat, adalah cara untuk gigi sehat yang baik."

Juru bicara British Dental Association mengatakan: "Jika memang benar bahwa cokelat tidak membantu mengurangi kerusakan gigi dan rongga yang hanya dapat menjadi hal yang baik, tetapi Anda harus ingat bahwa cokelat mengandung gula.

"Saran kami tetap sama: jika orang ingin makan permen manis dan minuman mereka harus membatasinya, dan mengunjungi dokter gigi secara teratur."


Sumber : BBC News

Back to Nature - Garlic

GarlicImage via Wikipedia
Garlic is one of the world's oldest medicines which have been used throughout history for the treatment of a wide variety of ailments. Its use can be traced back to ancient times and there are reports of its therapeutic properties in medical texts from ancient Rome, Greece, Egypt, India, and China. Egyptian and Indian cultures referred to garlic 5000 years ago and there is clear historical evidence for its use by the Babylonians 4500 years ago and by the Chinese 2000 years ago.

It is a "wonder" food and one of the herbs to have been extensively researched. Using modern analytical methods it has been possible to find out why this remedy is so effective in resolving many common ailments. It has anti-viral, anti-bacterial, anti-fungal and anti-cancer properties. It is a good source of fibre, protein, iron and zinc. Contains sulphur compounds; amino acids; minerals, such as germanium, magnesium, manganese, selenium and rich in vitamins A, B6, and C. It is also rich in a variety of powerful phytochemicals including allicin, allin and diallyl sulphide.

Garlic stimulates the immune system, improves circulation, kills intestinal parasites, and is a powerful antioxidant and antibiotic, in addition to many other health benefits. It is a good cold medicine, acts as a decongestant, expectorant, antispasmodic, and anti-inflammatory agent. It is also active against yeasts, removes toxic metals such as lead, copper and mercury from the body. It is the closest thing to a herbal wonder drug for treating infections, considered one of the safest herbs and can be found in almost all kitchens. As a natural antibiotic it can be taken in all types of infection, particularly those affecting the nose, throat and chest. It is effective against bacterial, fungal, viral, and parasitic infections. The volatile oil is excreted by way of the lungs (hence garlic breath) and fight infections in the upper airway.

Garlic is good for virtually any disease or infection. It prevents and heals arthritis, asthma, circulatory problems, colds and flu, digestive disorders, insomnia, liver disease, sinusitis, and ulcers. It is rich in sulphur which i.e. essential for healthy skin and hair (raw garlic is used by some to treat the symptoms of acne), and contains bioflavonoid components such as quercetin which retards inflammatory reactions. Quercetin stabilises mast cells (which contain histamine) and inactivates many inflammatory enzymes, which makes garlic a useful anti-inflammatory tool.

It is valuable in the treatment and prevention of heart disease. The constituent, allicin, decreases blood fats (triglycerides), reduces clot formation, lowers cholesterol and some studies even show a lowering of blood pressure - all major risk factors in heart disease. This heart-friendly herb can help reduce the risk of acute myocardial infarction and slow progression of coronary artery calcification.
Additionally, many studies have been done to show the value of garlic when used to prevent certain forms of cancer. Studies in animals have shown garlic has chemical properties that may help with disease prevention, such as scavenging free radicals that can harm cells and have found garlic may help against colon, skin, liver, breast, and other cancers.

Garlic is a hardy perennial plant belonging to the lily family, the same family as onions, asparagus, leeks, shallots, and chives. It is propagated from individual cloves which are planted from mid-autumn to mid-winter. Softneck bulbs, such as Artichoke and Silverskin varieties, tend to be larger, have more cloves and store longer than hardneck varieties. Artichokes often are mild-flavoured, but can become pungent when grown in cold climates. Softneck cultivars prefer milder climates, tend to more irregular in individual clove sizes, and lack the strong flavours of hardneck types.

Cooked prepared garlic is less powerful but still reputedly of benefit to the cardiovascular system. Garlic cloves cooked whole have very little medicinal value. Adding fresh garlic to food (raw and crushed), or crushing and swallowing raw clove is a cheap and powerful anti-fungal treatment. Dried garlic has a longer shelf life than fresh or minced/pureed garlic. There is also strong evidence that healthful benefits derive only from the natural product, not pills or extracts.

It is one of the two best-selling herbal dietary supplement products in the mass market in the United States, and is the second-best-selling herbal dietary supplement in the health food market (second to Echinacea). In 1995, the United States imported more than 5.3 million kilograms of dehydrated garlic valued at over $2.9 million.
It has been incorporated into many traditional diets for its flavour enhancing effects, and is a common ingredient in modern cooking today. It is available as an herbal supplement and largely used in gravies, tomato sauces, soups, stews, pickles, salads, salad dressing and breads. Many cooks find it indispensable in the kitchen. As someone observes, making a dish that has a plentiful portion of garlic will bring out a reaction, and be it good or bad is what making something worthwhile is all about.

Garlic is a natural bio-stimulant for plants, encouraging healthier growth and plants that are more resistant to attack from insects, slugs and snails. The granules also form a physical barrier. It can even be effective as a natural mosquito repellent. I used garlic paste to get rid of moles in my garden.
Garlic is no magic bullet, unless you’re a vampire hunter, but with its strong chemical profile, it’s bound to have some beneficial effects!

Niche Article Directory: http://www.thatsmyniche.com

Electronics Technician married to Elena. Started web design, turned blogger, turned writer. Our Sites: www.kapriz-enterprises.com/blog/ or www.kapriz-enterprises.com

Enhanced by Zemanta

penyebab kegagalan anestesi lokal ( bius ) pada pasien.


Beberapa dari kita mungkin pernah mengalami kegagalan anestesi pada saat pencabutan atau perawatan gigi. Kegagalan anestesi dapat disebabkan oleh beberapa faktor, hal ini tentu saja sangat merugikan kita. Tidak ada salahnya jika kita mengetahui beberapa faktor penyebab kegagalan anestesi.

1: Variasi Anatomi
Bius lokal selalu efektif jika disuntikkan di daerah anatomi yang tepat dan diberikan waktu yang cukup untuk bekerja. Bius bekerja dengan menghambat pasokan saraf ke daerah tertentu di bawah pengaruh obat. Namun pada beberapa orang ditemukan keadaan saraf yang tidak biasa, jadi cara umum yang digunakan oleh dokter gigi tidak akan bekerja dengan maksimal. diperlukan anestesi yang lebih untuk menanggulangi masalah ini dan disuntikkan ditempat yang berbeda untuk blok yang lebih maksimal terhadap gigi tersebut.
Anatomi yang tidak biasa ini bisa menjadi masalah dengan rahang bawah, karena disini dokter gigi menggunakan blok saraf sebagai lawan infiltrasi di rahang atas. hal ini karena saraf berjalan berbeda dirahang atas dan rahang bawah. Saraf gigi pada rahang bawah terdapat pada tulang padat sedangkan saraf pada rahang atas terdapat dipermukaan sebelum masuk ke gigi. Rahang atas lebih poreous yang berarti bahwa ketika anestesi disuntikkan di sebelah gigi, dapat terhubung dengan akar, membuat gigi akan mati rasa. Rahang bawah lebih padat dan suntikan di samping gigi biasanya tidak cukup untuk membuat gigi tersebut mati rasa.
Alasan beberapa orang tidak bisa dibius dengan baik pada rahang bawah adalah karena pembukaan kanal tersebut tidak berada di tempat biasa, jadi memerlukan metode yang berbeda dari biasa untuk mengatasi hal tersebut.

2. Kesalahan operator ( dokter gigi ) dalam pemberian anestesi.
Beberapa dokter gigi kadang mengalami kesalahan dalam menyintikkan bius. namun hal ini jarang menjadi masalah karena akan dilakukan tes terhadap daerah yang dibius, apa bila bius tidak bekerja dapat dilakukan injeksi ditempat yang berbeda. Sebagai pasien sebaiknya pada saat dokter gigi anda menanyakan apakah masih sakit jawab dengan jujur jangan ditahan atau menyepelekan rasa sakit pada saat di tes, karena akan sangat menggangu anda pada saat pencabutan atau perawatan gigi.


3. Pasien resisten terhadap obat yang diberikan.
Beberapa pasien yang resisten terhadap pengaruh obat bius lokal tertentu (misalnya lignocaine / lidokain), jawabannya adalah sederhana - menggunakan solusi LA berbeda.

4. Anxiety (bius lokal tidak bertahan lama atau terlalu cepat habis).
Ketika seseorang sangat stres atau cemas, anestesi lokal mungkin tidak bekerja seperti ketika Anda bersantai. Hormon-hormon yang berhubungan dengan kecemasan (seperti epinephrine alias adrenalin) dapat mencegah bius lokal bekerja dengan baik pada beberapa orang. Pengaruh anestesi lokal mungkin tertunda, atau mungkin terlalu cepat hilang.
Oleh karena itu lebih baik anada tidak cemas atau stres pada saat datang ke dokter gigi. Ingat dokter gigi bertujuan membantu anda bukan untuk membunuh anda ^^.

5. Adanya infeksi atau abcess.
Infeksi dapat mencegal bius lokal bekerja secara efektif jadi lebih baik pengobatan fokus kepada infeksi tersebut. Mungkin anda sering bertanya kenapa kalau gigi sakit ga boleh dicabut?? salah satu jawabannya adalah ini, bius tidak akan bekerja maksimal pada saat terjadi masalah pada gusi atau jaringan lunak.

sekian semoga membantu, kritik dan saran sangat diharapkan ^^.

Jangan takut ke dokter gigi ya ^^


Daun Senggugu untuk sinusitis

Sinusitis adalah peradangan pada selaput sinus-sinus  (rongga berisi udara di dalam tulang-tulang sekeliling hidung). Peradangan ini disebabkan karena adanya infeksi bakteri dan virus, serta asbes gigi.  Gejala yang biasa menyertai adalah rasa tegang atau sesak di bagian yang sakit, demam, hidung tersumbat, pusing, ingus bercampur nanah dan lendir.

Di daerah Imogiri, Yogyakarta, senggugu digunakan oleh pengobat tradisional Gurah, yaitu kulit akar ditumbuk dan diseduh dengan air, kemudian diteteskan pada hidung untuk menjernihkan suara, mengeluarkan lendir dari tenggorokan, dan pengobatan sinusitis.

Khasiat tumbuhan senggugu ini :
Menjernihkan suara, batuk, sesak naps (asma), memar, rematik,; Radang saluran napas (bronkhitis), tulang patah (faktur), bisul, ; Perut busung, cacingan, malaria, tenaga setelah melahirkan,; Digigit ular;

Seluruh bagian tumbuhan senggugu dapat digunakan sebagai obat
Tumbuhan ini berkhasiat untuk:
- menjernihkan suara,
- batuk, sesak napas (asma), radang saluran napas (bronkitis),
- tulang patah (fraktur), memar, rematik,
- perut busung, cacingan,
- malaria,
- memulihkan tenaga sehabis melahirkan, dan
- digigit ular, bisul.

CARA PEMAKAIAN :
Seluruh tumbuhan sebanyak 10 - 15 g direbus atau digiling menjadi bubuk dan diseduh, lalu diminum. Untuk pemakaian luar, daun segar ditumbuk sampai lumat lalu ditempelkan ke tempat yang sakit atau daun segar direbus, airnya untuk mencuci luka.

CONTOH PEMAKAIAN :
1. Menjemihkan suara
Akar senggugu sebanyak 10 g ditumbuk halus. Tambahkan 1/2
cangkir air masak sambil diremas merata. Peras dan saring, lalu
minum sekaligus.

2. Asma, bronkitis, sukar kencing.
Akar senggugu sebanyak 10 g diiris tipis-tipis lalu diseduh dengan
secangkir air panas. Setelah dingin, diminum.

3. Borok berair
Daun segar secukupnya direbus. Setelah dingin airnya dipakai untuk
mencuci borok.

4. Rematik
Daun senggugu segar ditumbuk dengan adas pulasari atau daun
senggugu muda diremas halus dengan sedikit kapur. Baban tersebut
lalu dibalurkan di tempat yang sakit.

5. Perut busung, cacingan
Daun senggugu, temulawak, dan sedikit garam diseduh dengan
secangkir air panas. Setelah dingin disaring, lalu minum sekaligus.

6. Batuk
Buah senggugu dikunyah dengan sirih, airnya ditelan. Atau buahnya
sebanyak 2 buah dicuci bersih lalu dikunyah perlahan-lahan, dan
telan. Setelah itu, minumlah air hangat.

CATATAN:
Sengugu (Clerodendron serrature [L.] Spr.)
Sinonim: C. javanicum, Walp.; Familia: Verbenaceae
Nama Lokal: Singgugu (Sunda). srigunggu, sagunggu (Jawa).; Kertase, pinggir tosek (Madura). senggugu (Melayu).; Sinar baungkudu (Batak Toba), tinjau handak (Lampung),; San tai hong hua (China).;

Tumbuh liar pada tempat-tempat terbuka atau agak terlindung, bisa ditemukan di hutan sekunder, padang alang-alang, pinggir kampung, tepi jalan atau dekat air yang tanahnya agak lembap dari dataran rendah sampai 1.700 m dpl. Senggugu diduga tumbuhan asli Asia tropik. Perdu tegak, tinggi 1 - 3 m, batang berongga, berbongkol besar, akar warnanya abu kehitaman. Daun tunggal, tebal dan kaku, bertangkai pendek, letak berhadapan, bentuk bundar telur sampai lanset, ujung dan pangkal runcing, tepi bergerigi tajam, pertulangan menyirip, kedua permukaan berambut halus, panjang 8 - 30 cm, lebar 4 - 14 cm, warnanya hijau. Perbungaan majemuk bentuk malai yang panjangnya 6 - 40 cm, warnanya putih keunguan, keluar dari ujung-ujung tangkai. Buah buni, bulat telur, masih muda hijau, setelah tua hitam. Perbanyakan dengan biji.

Dari berbagai sumber, iptek.net.id